HARIAN Media Indonesia (MI) hari Minggu (4/3) memuat sebuah berita berjudul Indonesia Peringkat ke-1 Pengunduh, Pengunggah Situs Porno. Saya membacanya di halaman pertama edisi hari itu. Semula saya tertarik karena melihat judulnya yang bombastis. Namun setelah membaca lebih jauh, saya patut mempertanyakan kredibilitas berita itu.
Kredibilitas berita pantas dipertanyakan terutama karena dalam berita itu hanya dijelaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama pengunduh dan pengunggah situs porno. Tidak jelas darimana (sumber) dan bagaimana metode pembuatan peringkat itu diperoleh.
Paragraf pertama dan paling utama dalam berita pun tak saya temukan penjelasannya hingga selesai membaca.
Kini Indonesia bertengger di peringkat satu dunia dalam jumlah pengunduh dan pengunggah situs porno. Mayoritas pengunduh masih berusia remaja, yakni pelajar SMP dan SMA. (Paragraf 1)
Setelah membaca, saya mencatat bahwa MI tidak menuliskan sedikitpun bagaimana cara memperoleh hasil sehingga Indonesia menjadi pengunduh dan pengunggah situs porno nomor satu di dunia. Jangankan cara, siapa pembuat atau sumber dari peringkat ini tak dibahas sedikitpun. Penulis berita memang sempat mengutip pernyataan dari salah satu pejabat terkait, namun tetap saja tak jelas siapa yang membuat peringkat itu.
Pertengahan Januari lalu, Indonesia masih menduduki urutan ketiga setelah China dan Turki. Saat itu, Dirjen Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) Freddy H Tulung berkilah sebelumnya Indonesia menduduki peringkat kedua. "Setelah Kemenkominfo menerapkan pemblokiran situs porno, peringkat itu turun satu tingkat menjadi peringkat ketiga." (paragraf 2)
Selain itu, berita yang sama juga disertai dengan beberapa infografis. Dalam salah satu infografis bahkan ditampilkan Indonesia berada di peringkat pertama 10 besar penggemar pornografi dunia. Indonesia 'berhasil' mengalahkan India di nomor ke-2 dan Malaysia di nomor ke-3. Bahkan Amerika Serikat yang terkenal dengan situs-situs pornonya hanya menempati peringkat terbuncit ke-10.
![]() |
Batang/Bar berwarna merah pada infografis tidak mengindikasikan angka-angka yang jelas. |
Sayang, lagi-lagi MI lalai menyertakan sumber yang jelas (dari infografis). Adapun tertera tulisan sumber berasal dari googletrends. Namun ketika saya mencoba mencari tahu saya malah kesulitan menemukan peringkat yang dimaksud.
Lebih parah lagi MI menggunakan peringkat ini sebagai acuan. Saya menduga kalau sang wartawan mengaitkan peringkat ini terhadap kinerja Kemenkominfo. Hal ini bisa dilihat pada salah satu bagian berita.
Namun, bagaimana ceritanya sehingga hari ini Indonesia justru nangkring di peringkat pertama? Majelis Ulama Indonesia (MUI) menuding Kemenkominfo tidak serius bekerja. "Tidak disediakannya dana secara cukup dalam perencanaan anggaran tahunan oleh menteri bersangkutan menunjukkan menteri dan jajarannya tidak serius menangani bahaya pornografi," kata Wakil Sekjen MUI Pusat Tengku Zulkarnaen. (paragraf 3)
Jika kelak MI membuat berita sejenis, hal pertama yang harus dilakukan adalah memaparkan sejelas-jelasnya siapa pembuat peringkat. Lebih bagus lagi kalau dijelaskan bagaimana/metode sehingga peringkat itu bisa dihasilkan. Karena pembaca jelas punya hak demi menentukan kredibel atau tidak sebuah berita. Kalau hal tersebut dilakukan niscaya akan memberikan kebaikan pada pembaca. Kalau tidak, ya apa bedanya dengan acara-acara televisi yang membuat daftar topten ini topten itu.
Bandung, Maret 2012
*MI juga mengunggah berita ini di situsnya. Bisa dibaca disini.
2 comments:
sedikit cerita:
beberapa minggu lalu, gw kebagian jatah nulis ttg antivirus buatan anak SMP.
karena keterburu-buruan, gw hanya mengandalkan hasil wawancara via telpon dengan si anak pembuat virus dan bapaknya..
menurut pengakuan bapaknya, antivirus itu sempet dipilih sebagai antivirus ketiga terbaik di sebuah thread di kaskus. Karena terdengar memukau dan sensasional, gw pun mengutip kalimat itu..
Untuk memastikan, gue googling di kaskus, ternyata gw nggak nemu tuh thread yang membahas peringkat2nya.
Merasa kadung, gue tetep memuat kutipan itu.
parahnya, setelah gw kasih ke editor tulisan pun disulap. Kutipan itu dijadiin judul!!! begini bunyinya: Artav: terbaik ketiga di Kaskus!!
hahahah.. makin merasa berdosa lah gw, memberi informasi heboh yang belum ditemukan keabsahannya...
*btw merasa aneh nggak dengan kalimat "googling di kaskus"? hahaha
Trus klajutannya gmn ki? ad yg komplen ga?hahaha..redaktur lu kasih tau? .Mudah2an ga ad aktivis ato pemerhati kaskus yg ngeh..klo ga bahaya...
Post a Comment