.

22.7.11

Seorang Kawan dan 5W+1H

SETELAH sekian lama tak bejumpa, awal pekan ini saya bertemu dengan seorang kawan lama di sebuah kafe. Semula saya tak berniat menyapanya, namun lantaran dia terlihat sendirian tanpa ditemani siapapun saya lantas menyapanya. Singkat cerita, kami berdua berbincang-bincang panjang lebar malam itu. 

Kami bicara mulai dari A sampai Z, lalu dari Z kembali ke A lagi. Meski dia masih asik bercerita, tanpa ia sadari saya mulai bosan. Agar tidak bosan, saya menyelingi dengan pertanyaan yang personal. Saya menanyakan bagaimana kabar teman wanitanya (juga rekan saya, tapi hingga kini saya masih sungkan menanyakan status hubungan mereka. Agar lebih mudah kita sebut saja pacarnya).

Mendengar pertanyaan saya, sang rekan langsung mengeluhkan tentang pacarnya yang belum merampungkan kuliahnya karena skripsi yang tak kunjung selesai. Saya tanya mengapa pacarnya bisa begitu.

"Gak tau tuh, kayaknya dia lagi ribet aja. Padahal ngerjain skripsi cuma harus ngerti 5W1H masalah penelitian lu.Idup-nya juga belum punya 5W1H, makanya dia jadi ribet gitu," tandas Sang kawan menjawab pertanyaan saya.

Saya sempat. Namun ia segera menjelaskan. Ia berpendapat bahwa tak hanya berita, cerita, ataupun karangan yang harus memenuhi rumusan 5W1H, hidup yang kita jalankan sehari-hari juga harus mengadopsi prinsip tersebut.

Bagi yang belum tahu, 5W1H merupakan singkatan dari enam kata Tanya dalam bahasa inggris yakni who, what, where, when, why, dan how yang sering menjadi acuan penulis maupun jurnalis merangkai paragraf-paragraf cerita mereka.

Lalu apa hubungan 5W1H dengan hidup?

Menurut kawan saya itu, ketika kita beranjak dewasa, atau setidaknya ketika kita sadar akan pentingnya arah kehidupan, kita harus menggunakan 5W1H itu kepada diri kita sendiri. Who, untuk mencari tahu siapa sebenarnya diri kita atau setidaknya mau jadi siapa sih kita ini. What, untuk mencari tahu apa yang mau kita lakukan hari ini dan besok. Where, untuk mencari tahu dimana kita mau melakukannya. When, untuk mencari tahu kapan kita akan melakukannya. Why, agar kita bisa mempertanyakan kenapa kita harus melakukan itu. Dan terakhir adalah how, agar kita tahu bagaimana cara kita melakukan hal tersebut.

Untuk kali pertama saya tertegun dengan nasehat kawan saya yang satu ini. Saya senang lantaran bisa memahami sepenuhnya perkataan dia, karena biasanya saya tak mudah mencerna maskud perkataan yang keluar dari mulutnya. 

Saya tak tahu apa hanya saya yang belum sadar dengan nasehat semacam itu, tapi yang jelas ada banyak orang, termasuk saya, yang menjalani kehidupan tanpa banyak bertanya. Acuh dan hanya mengikuti arus kehidupan. Seperti ikan mati dan tai yang mengambang terbawa arus.

Mulai dari lahir kita sudah dipilihkan kepercayaan oleh orang tua. Ketika kanak-kanak-kanak dipilihkan sekolah. Ketika lulus kuliah, memilih pekerjaan yang disarankan orang tua, lalu menikah dengan calon istri yang disetujui orang tua. Kalaupun tidak selalu mengikuti saran dan nasehat orang tua, kita mungkin seringkali cari aman dengan melakukan hal yang tidak jauh beda dengan teman, atau sodara kita. Tanpa sekalipun bertanya 5W1H kepada diri kita sendiri.

Sebelum terlambat, saya akan mulai bertanya kepada diri sendiri. Sudahkah Anda bertanya 5W1H kepada diri Anda? Kalau belum, tanpa banyak cingcong lakukanlah sekarang!


Bandung, 2011

No comments: