PRAMOEDYA Ananta Toer dalam Khotbah dari Jalan Hidup mengatakan, “orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pada tahun 2007, untuk pertama kali saya membuat sebuah blog. Saat itu, saya belum pernah mendengar kata-kata Pram apalagi membaca buku itu (sampai detik ini pun saya belum membacanya), namun tujuan saya membuat blog boleh dibilang sebelasduabelas dengan apa yang disampaikan olehnya. Intinya, saya membuat blog lantaran tidak ingin ide dan pikiran saya hilang begitu saja.
Empat tahun berlalu, bagaimana kabar blog saya saat ini? sudah berapa tulisan yang saya hasilkan untuk blog ini?
Pertanyaan pertama, mungkin masih bisa saya jawab tenang-tenang saja. Tanpa ragu-ragu saya akan langsung bilang,” Tenang aja, blog saya masih ada kok. Belum dihapus”.
Masalah baru akan muncul jika ada yang bertanya sudah berapa tulisan yang saya hasilkan untuk blog ini? Boleh jadi saya cuma bisa senyum-senyum sambil menggaruk kepala. Sebab, tulisan yang bisa saya hasilkan hingga hari ini cuma SATU saja. Itupun jika saya boleh memasukkan tulisan ini kedalam hitungan. Lantas mengapa baru satu tulisan? Kemana saja saya empat tahun belakangan?
Ndoro Kakung (bukan nama sebenarnya), seorang blogger yang rajin menulis di dunia maya (kebalikan dari saya) mengatakan, “…ngeblog itu urusan kreteging ati. Kalau memang belum punya niat yang teguh, sebaiknya ndak usah bikin blog. Hidup jalan terus meskipun sampean ndak punya blog.”
Saya berani bertaruh, sebagian dari kita, termasuk saya tentunya, akan langsung terenyuh ketika mendengar kata-katanya.
Saya akui, hingga hari ini saya memang belum menghasilkan apapun untuk blog ini. Awalnya saya mengira menulis untuk blog akan jauh lebih mudah dibanding menulis untuk tujuan lain. Sebab blog merupakan halaman pribadi yang merupakan wilayah pribadi kita, jadi tak perlu takut ada tekanan. Ternyata, yang terjadi sebaliknya.
Intinya, satu hal yang semula diharapkan memudahkan saya kini justru jadi hambatan. Saking bebasnya dari ‘deadline’ menulis, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun saya habiskan hanya untuk mendandani tampilan lay-out blog. Akibatnya, saya cuma jadi blogger yang centil secara visual.
Hingga detik ini, mungkin sudah puluhan kali blog ini berganti wajah tanpa menambah satu pun tulisan, sebab tiap kali harus menulis saya cuma memble di depan komputer.
Andreas Harsono, seorang wartawan cum penulis yang juga cukup aktif sebagai blogger, dalamAgama Saya adalah Jurnalisme menyarankan, bila seseorang hendak menulis (apapun medianya) hanya ada dua syarat : harus tahu dan harus berani.
Tahu berarti menguasai benar-benar isu yang akan ditulis. Memahami benar persoalan yang ingin disampaikan. Celakanya, seringkali yang saya lakukan malah kebalikannya. Saya sering sok tahu dengan materi yang ingin saya tulis. Akibatnya, banyak tulisan yang tidak kelar.
Selain itu, saya juga sering berusaha meniru penulis-penulis lain. Padahal kata Andreas, ketika menulis kita tak perlu membebek orang lain menulis, sebab banyak dari mereka yang sok pinter. Agar tak kesulitan, Lebih baik menulis masalah sehari-hari.
Tahu saja tentu tidak cukup. Kita harus punya keberanian. Punya nyali untuk menyatakan pikiran tak kalah menentukan.
Saya punya pengalaman membaca blog-blog orang lain. Saya juga punya banyak teman yang rajin menulis di blognya. Saya sering membaca dan memperhatikan isinya. Mereka tak lebih pintar dari saya, saya juga tak lebih bodoh dibanding mereka. Tapi kok saya belum menulis?
Ternyata saya tak punya keberanian seperti mereka. Seringkali saya takut tulisan yang saya buat tidak sempurna. Saya lebih takut dengan pandangan mereka dibanding mengungkap perasaaan saya. Akibatnya banyak kisah saya tak pernah tertuliskan.
Jadi, kalau saya mau jadi blogger yang rajin menulis, hanya ada tiga syarat sederhana. Harus punya niat yang teguh. Tahu sekecil apapun yang akan dituliskan. Dan harus berani menyatakan pikiran.
Bila belum punya ketiga hal diatas, lebih baik JANGAN BUAT BLOG.
Jakarta, 2011
No comments:
Post a Comment